Ansor Ancab Taman

Ansor Ancab Taman

Kamis, 12 Januari 2017

Waspada Ajaran Wahabi

Nejed Tempat Munculnya Ajaran Wahabi



Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Ya Allah, berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah berdoa: Ya Allah berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman.

Para sahabat masih bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah saw menjawab: Di sana (nejed) terjadi gempa dan huru-hara, dan di sana muncul dua tanduk syetan. (Shahih, HR. Bukhari no. 1037, 7094, Tirmidzi (3953), Ahmad (2/90, 118), As-Shahihah (5246))

Hadist diatas disampaikan oleh Kyai Baidlowi Mufti dalam acara Rijalul Ansor PAC GP ANSOR Taman, Rabu 11 Januari 2017. Diselenggarakan di Masjid Sabilillah Sambisari. Yang dihadiri oleh kurang lebih 100 jama’ah.

Beliau menjelaskan : “Abad 19 Masehi, muncul tokoh MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB (Perintis Sekte Wahabi) yang ditentang oleh ayahnya sendiri. Ayahnya mewanti-wanti agar waspada dan memperingatkan orang-orang untuk menjauh darinya.”

Bahkan saudaranya; Sulaiman ibn Abdul Wahhab menulis dua buah karya bantahan terhadapnya. Bantahan pertama berjudul ash-Shawa’iq al Ilahiyyah dan yang kedua berjudul Fashl al Khitab fi ar- Raddi ‘ala Muhammad ibn Abdil Wahhab.

Dasar ajaran WAHABI dikenal dengan konsep TRI TAUHID. Yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Atsma’ wa Shifat. Konsep tauhid yang diperkenalkan oleh Ibnu Taimiyah ini berbeda dengan ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah. Ulama Aswaja tidak ada yang membedakan antara makna Rabb (rububiyah) dan makna Ilah (uluhiyah).

Tauhid Atsma’ wa Shifat adalah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan meyakini bahwa Allah adalah benda yang duduk di atas Arsy. Keyakinan ini adalah penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya, karena duduk adalah salah satu sifat manusia.

Dengan ajarannya ini, Wahabi telah menyalahi firman Allah (QS. asy-Syura: 11) : “Dia (Allah) tidak menyerupai segala sesuatu dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya”

Di antara keyakinan golongan Wahhabiyyah ini adalah mengkafirkan orang yang orang yang bertawassul. Mengkafirkan orang-orang yang dibaan Maulidan dan Tahlilan. Serta mengkafirkan orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka. (Fachrudin)