Masuk NU itu tergantung niatnya. Ada yang “Nurut Ulama”, dan
ada yang “Nunut Urip”. Agar selamat dunia akhirat, maka ikutlah gerbongnya
Ulama (Nurut Ulama). Ibarat kereta, Ulama adalah gerbong dibelakangnya Tabi’it
Tabi’in. Lokomotif yang paling depan adalah Rosululloh, diikuti gerbong para
sahabat Nabi. Lalu gerbong Tabi’in yang disambung Tabi’it Tabi’in.
“Barangsiapa yang ikut gerbongnya Ulama, Insya Allah kita
akan ikut gerbongnya Ulama masuk surga nanti.” Pesan kyai Baidlowi Mufti, yang
disampaikan pada jamaah Majelis Sholawat dan Dzikir Rijalul Ansor kecamatan Taman.
Rabu, 2 November 2016 di Masjid Al Isma’iliyah Megare Ngelom.
Dihadapan kurang lebih 150 jama’ah yang hadir, kyai Baidlowi
juga menyampaikan bahwa warga yang “Nurut Ulama” harus patuh pada instruksi
PBNU agar tidak ikut demo 4 November. Menurut
KH. Ali Maksum – Krapyak, konsekuensi “Nurut Ulama” adalah menjalankan 5 (lima)
hal di bawah ini :
2. Mau ngilmui ajaran NU,
3. Mau mengamalkan ajaran NU,
4. Mau berjuang untuk menegakkan ajaran NU,
5. Betah/ kerasan di NU
Kyai Baidlowi bercerita; dulu, KH. Masduki Mahfudz pernah
diantar oleh KH. Imron Hamzah sowan ke rumah aba saya (KH. Mufti Baidlowi). KH.
Masduki menyampaikan bahwa di desanya akan dibangun Gereja. Semua perijinan
telah didapat, mulai dari tanda tangan lurah sampai gubernur. Aba saya, memberi
amalan kepada KH. Masduki agar membaca sholawat Nariyah di masjid bersama
jamaah selama 11 hari, sebanyak 4444 kali. Tak berapa lama, ada kabar dari KH.
Masduki Mahfudz bahwasannya Gereja batal dibangun. Itulah salah satu kesaktian
amalan NU. (faishol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar