Ansor Ancab Taman

Ansor Ancab Taman

Kamis, 03 November 2016

Masuk NU itu tergantung Niatnya


Masuk NU itu tergantung niatnya. Ada yang “Nurut Ulama”, dan ada yang “Nunut Urip”. Agar selamat dunia akhirat, maka ikutlah gerbongnya Ulama (Nurut Ulama). Ibarat kereta, Ulama adalah gerbong dibelakangnya Tabi’it Tabi’in. Lokomotif yang paling depan adalah Rosululloh, diikuti gerbong para sahabat Nabi. Lalu gerbong Tabi’in yang disambung Tabi’it Tabi’in.

“Barangsiapa yang ikut gerbongnya Ulama, Insya Allah kita akan ikut gerbongnya Ulama masuk surga nanti.” Pesan kyai Baidlowi Mufti, yang disampaikan pada jamaah Majelis Sholawat dan Dzikir Rijalul Ansor kecamatan Taman. Rabu, 2 November 2016 di Masjid Al Isma’iliyah Megare Ngelom.

Dihadapan kurang lebih 150 jama’ah yang hadir, kyai Baidlowi juga menyampaikan bahwa warga yang “Nurut Ulama” harus patuh pada instruksi PBNU agar tidak ikut demo 4 November.  Menurut KH. Ali Maksum – Krapyak, konsekuensi “Nurut Ulama” adalah menjalankan 5 (lima) hal di bawah ini :
  1.       Yakin kebenaran NU,
  2.       Mau ngilmui ajaran NU,
  3.       Mau mengamalkan ajaran NU,
  4.       Mau berjuang untuk menegakkan ajaran NU,
  5.       Betah/ kerasan di NU


Kyai Baidlowi bercerita; dulu, KH. Masduki Mahfudz pernah diantar oleh KH. Imron Hamzah sowan ke rumah aba saya (KH. Mufti Baidlowi). KH. Masduki menyampaikan bahwa di desanya akan dibangun Gereja. Semua perijinan telah didapat, mulai dari tanda tangan lurah sampai gubernur. Aba saya, memberi amalan kepada KH. Masduki agar membaca sholawat Nariyah di masjid bersama jamaah selama 11 hari, sebanyak 4444 kali. Tak berapa lama, ada kabar dari KH. Masduki Mahfudz bahwasannya Gereja batal dibangun. Itulah salah satu kesaktian amalan NU. (faishol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar