Ansor Ancab Taman

Ansor Ancab Taman

Jumat, 14 Oktober 2016

Download Desain Spanduk Ucapan Selamat Konferensi PCNU Sidoarjo

Konferensi PCNU Sidoarjo yang akan dilaksanakan pada 29 Oktober 2016, Permusyawaratan tertinggi organisasi para kyai ini, digelar di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Desa Lebo Kabupaten Sidoarjo


Download Spanduk Ucapan Selamat Konferensi disini, (format corel 12)


Semoga bermanfaat

Kamis, 13 Oktober 2016

Bagaimana Cara Makmum Terlambat ketika Sholat Janazah?


Ditulis oleh Kyai Baidlowi Mufti, Ngelom - Sepanjang

*PERMASALAHAN SHALAT JANAZAH*

1. Hendaknya mengangkat kedua tangan pada masing-masing keempat takbir. Hal ini kata Imam Ibnul Mundzir merupakan pendapat yang terkuat (Kitab Al Ausath Juz V Halaman 468), dan juga pendapat Imam Ibnul Mubarak (penyusun pertama kitab Hadits), Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ishaq, bahkan pendapat Sahabat Ibnu Umar.
Imam Tirmidzi juga melihat kebanyakan para ulama generasi Sahabat mengangkat kedua tangan pada setiap takbir dalam shalat Janazah.
2. Dalam Shalat Janazah tidak ada doa Iftitah. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ibnul Mundzir, para Sahabat maupun Tabi'in tidak pernah membaca doa Iftitah dalam shalat Janazah (Kitab Al Ausath Juz V Halaman 479).
3. Boleh dishalati di makamnya, dengan syarat shalat menghadap kiblat, dan makam di depan orang yang shalat. Menurut Hadits Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas :
انتهى النبي ص . م . إلى قبر رطب ، فصفوا خلفه ، و كبر أربعا

"Nabi SAW pernah ke makam yang basah, para Sahabat pun bersaf-saf di belakang beliau, dan beliau melakukan takbir 4 kali." (Kitab Mughnil Muhtaj Juz II Halaman 381).
Selain itu, selama jenazah belum dimakamkan, boleh shalat secara bergelombang, baik dengan berjamaah maupun sendiri-sendiri.
4. Kata Ibnul Qayyim, ada petunjuk dari Nabi SAW, bahwa apabila datang terlambat setelah jenazah dimakamkan, beliau shalat Janazah di makam, bahkan pernah sekali menyalati jenazah setelah lewat 1 malam, pernah sekali setelah lewat 3 hari, dan pernah sekali setelah lewat 1 bulan. Jadi, beliau tidak membatasi waktu. 
Dalam hal ini Imam Ahmad bin Hanbal membatasi 1 bulan, sementara Imam Syafi'i mensyaratkan selama jenazah belum membusuk (Kitab Zadul Ma'ad Juz I Halaman 493).
5. Makmum yang terlambat dan sempat mengikuti imam pada takbir kedua, ketiga, atau keempat, maka ia menambah sejumlah takbir yang tertinggal dan tentu menyelesaikan sampai takbir keempat, lalu berdoa sebagaimana yang dibaca setelah takbir keempat, kemudian salam. (Kitab Al Ausath Juz V Halaman 494, dan Kitab Mughnil Muhtaj Juz II Halaman 495).
*MOHON MAAF ATAS SEGALA KESALAHAN* !!!


Rabu, 12 Oktober 2016

Faktor Pendukung & Perusak Persaudaraan


Ditulis oleh Kyai Baidlowi Mufti - Ngelom Sepanjang

SEBAGAI WARGA NU, PERNAHKAH TERBACA OLEH ANDA KONSEP UKHUWAH NAHDLIYAH ?

1. Pengertian :
Ukhuwah (persaudaraan) adalah menyatunya dua hati atau lebih dikarenakan adanya kesamaan agama, keyakinan, wawasan, kepentingan, keinginan, bahasa, warna kulit, keturunan, tempat tinggal, dan lain-lain.
Ukhuwah Nahdliyah berarti persaudaraan menurut persepsi NU.

2. Faktor Pendukung Suasana Ukhuwah :
a. Saling mengenal watak masing-masing (التعارف)
b. Saling toleransi/tepo seliro (التسامح)
c. Saling tolong menolong (التعاون)
d. Saling menyayangi (التراحم)
e. Saling mendukung (التضامن).

3. Faktor Perusak Suasana Ukhuwah :
a. Saling mengolok-olok (السخرية)
b. Saling menghina ( اللمز )
c. Saling menggosip (الغيبة)
d. Saling su'udhan (سوء الظن)
e. Saling angkuh (التكابر)
f. Saling mencari kesalahan (التجاسس)

4. Macam-macam Ukhuwah Nahdliyah
Berdasarkan firman Allah dalam QS Al Hujurat : 10 - 13, menurut persepsi NU ada 3 macam ukhuwah :
a. Persaudaraan sesama Islam (أخوة إسﻻمية)
b. Persaudaraan sebangsa dan setanah air (أخوة وطنية)
c. Persaudaraan Global antar sesama manusia (أخوة بشرية / إنسانية)

Ketiga jenis ukhuwah tersebut di atas tidak boleh ditabrakkan, melainkan harus diterapkan secara integral (terpadu) dan proporsional.

Misalnya, sudah wajar menolak salah satu calon pimpinan, tetapi yang ditolak adalah kepemimpinannya, sedangkan orangnya yang sesama bangsa dan sesama tanah air harus tetap dihormati. Maaf, ini hanya postingan tentang Ukhuwah Nahdliyah, tidak ada hubungannya dengan salah satu calon PILKADA.

Selasa, 11 Oktober 2016

Selain Lembaga, BANOM NU juga LPj di Konfercab PCNU


Lembaga dan badan otonom (Banom) memastikan kesiapannya untuk menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPj) saat Konferensi Cabang (Konfercab) ke-20 Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sidoarjo, 29 Oktober 2016, di Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Desa Lebo Kecamatan Kota Sidoarjo.

Kepastian kesiapan menyampaikan LPj ini terungkap kala sosialisasi dan rapat finalisasi persiapan Konfercab NU Sidoarjo, di Kantor PCNU Sidoarjo, Jl Airlangga, Selasa (11/10) malam. "Dalam rapat, Hampir seluruh lembaga dan banom sudah siap dalam menyampaikan LPj-nya," cetus Ketua Panitia OC, Drs H A Rifai, dalam rilis yang dikirimkan ke ansortaman99.blogspot.com, Selasa (11/10) malam.

Sebagai informasi, lembaga-lembaga di bawah PCNU ini diantaranya Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Lembaga Falakhiyah NU (LFNU), Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam), Lembaga Takmir Masjid Indonesia (LTMI), Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWP) dan Lembaga Kesejahteraan Keluarga NU (LKKNU).

Sedangkan Banom, yakni GP Ansor, Fatayat NU, Muslimat NU, dan Jam'iyatul Qurro Wal Huffadz (JQH).

Selain panitia Konfercab NU Sidoarjo, rapat ini diikuti pengurus harian PCNU, pengurus MWC dan wakil Banom. Selain membahas persiapan akhir Konfercab, juga dibicarakan soal persiapan acara Gerakan Nasional Pembacaan Salawat Nariyah 1 Miliar yang diinstruksikan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dalam kesempatan ini, dibahas pula tentang penyambutan Kirab Hari Santri yang bakal tiba di Sidoarjo pada 14 Oktober 2016 mendatang. Selain itu, juga disosialisasikan rangkaian acara peringatan Hari Santri yang digelar pada 22-23 Oktober 2016. 

Gaya Politik NU dalam Menyikapi Persoalan



"Tawassuth NU dalam menghadapi Persoalan"
Oleh Kyai Baidlowi Mufti - Ngelom Sepanjang


TAWASSUTH itu selain berasal dari QS Al Baqarah ayat 143, juga mengacu pada Hadits berikut ini :
أحبب حبيبك هونا ما ، عسى أن يكون بغيضك يوما ما ، و أبغض بغيضك هونا ما ، عسى أن يكون حبيبك يوما ما 
Intinya : suka atau tidak suka sedang-sedang saja, pro atau kontra jangan berlebihan.

Mari kita tengok sejarah :
1. Dalam menyikapi Pemerintahan Hindia Belanda, NU tidak bersikap kooperatif, dan tidak pula non-kooperatif, melainkan bersikap selektif-akomodatif. Dalam satu sisi, NU menolak kebijakan Belanda yang merugikan bangsa dan umat Islam, seperti wajib milisi, transfusi darah untuk kepentingan serdadu Belanda. Bahkan mengharamkan pakaian, makanan, dan minuman ala Belanda. Tetapi dalam sisi lain, pada tahun 1929 NU mendukung kebijakan Belanda tentang penertiban masalah perkawinan, yang di antaranya penentuan usia yang patut untuk kawin. Lebih hebat lagi pada tahun 1933, Indonesia yang masih dalam cengkeraman Belanda, oleh NU direkomendasi sebagai Darul Islam yakni Negara Islam dalam tataran teritorial, bukan dalam tataran politik. Begitulah sikap tawassuth NU !!!

2. Dalam menyikapi Pemerintah Fasisme Jepang, para Kiyai NU menolak kewajiban Saikerei yaitu upacara menghadap ke Timur untuk menghormati matahari terbit. Sehingga banyak kiyai NU, termasuk Mbah Hasyim dan Mbah Mahfudh Shiddiq Jember dipenjarakan oleh serdadu Jepang. Akibat dipenjara Jepang 3 tahun lamanya, maka sekeluar dari penjara, Mbah Mahfudh jatuh sakit dan kemudian meninggal. Tetapi dalam sisi lain, K.H. Abdul Wahid Hasyim berhasil melobi Pemerintah Jepang agar memberikan pelatihan kemiliteran pada kaum santri, sehingga di kalangan pesantren terbentuk 2 satuan militer : Hizbullah untuk kalangan muda dan santri, dan Sabilillah untuk kalangan kiyai. Waktu itu PETA sudah terbentuk, sedangakan TNI dan POLRI belum terbentuk. Hebatnya, tentara Hizbullah bersama tentara Sabilillah yang asalnya dilatih oleh Jepang, tetapi kemudian justru menghantam tentara Jepang. Begitulah sepak terjang Tawassuth NU !!!

3. Dalam menyikapi 7 anak kalimat dalam Piagam Jakarta, K.H. Abdul Wahid Hasyim mengusulkan "Presiden adalah orang asli Indonesia yang beragama Islam" disesuaikan dengan 7 anak kalimat tersebut, tetapi ditolak oleh Ir. Soekarno. Kemudian setelah 7 anak kalimat itu dihilangkan akibat ulah telikungan kaum nasionalis sekuler, lalu menjadi "Ketuhanan YME", maka - demi keutuhan NKRI -, NU selain merima pencabutan 7 anak kalimat itu, juga merelakan "Presiden adalah orang asli Indonesia" tanpa anak kalimat "yang beragama Islam". Tawassuth lagi, Tawassuth lagi !!!

4. Dalam menyikapi pandangan politik yang mempersoalkan kedudukan Presiden Soekarno dari tinjauan hukum Islam, NU pada tahun 1950-an memutuskan bahwa Presiden Soekarno adalah Waliyyul Amri Adl Dlaruri bisy Syaukah. Disebut Adl Dlaruri, karena Soekarno belum memenuhi syarat untuk menjadi pemegang kekuasaan dikarenakan otoriter, tetapi demi menjaga stabilitas politik, maka legitimasi Soekarno sebagai Presiden bersifat darurat. Kemudian disebut bisy Syaukah, adalah demi membendung meluasnya hegemoni (pengaruh) DI/TII pimpinan Karto Suwiryo yang dirasakan mengganggu stabitas politik. Tawassuth lagi, tawassuth lagi !!!

5. Dalam menyikapi pembentukan KABINET NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis) oleh Presiden Soekatno, NU dalam satu sisi mustahil berkompromi dengan PKI. Tetapi dalam sisi lain, NU dengan bertawakkal kepada Allah ikut masuk dalam kabinet tersebut seakan-akan kompromi dengan PKI, padahal demi menandingi PKI yang bertekad untuk mengendalikan roda kabinet. Tawassuth lagi, Tawassuth lagi.

6. Dalam menyikapi pencanangan Asas Tunggal Pancasila oleh Rezim Soeharto, musim-musimnya antar kelompok sesama Islam saling mengafirkan, yang pro dikafirkan, maka dalam Munas Alim Ulama NU tahun 1983 di PP As Salafiyah Al Ibrahimiyah Sukorejo - Asembagus - Situbondo, NU justru tampil sebagai kelompok Islam pertama yang menerima Asas Tunggal Pancasila, padahal ketika itu MUI Pusat pimpinan K.H. Hasan Basri kebingungan cari dalil Agama antara menerima dan menolak. Tetapi dalam sisi lain, NU memberi syarat sebagaimana deklarasinya dalam Muktamar NU ke-27 setahun setelah Munas, di tempat yang sama, bahwa :
1. Pancasila bukan Agama, bukan pengganti Agama, dan tidak bisa diagamakan.
2. Ketuhanan YME mencerminkan Tauhid dalam keimanan Islam.
3. Pengamalan Pancasila sebagai bentuk upaya pengamalan syari'at Islam bagi umat Islam.

Pertanyannya, mampukah generasi NU sekarang menerapkan sikap TAWASSUTH (moderat) dalam menyikapi berbagai persoalan???


MAAF BILA ADA KESALAHAN

Senin, 10 Oktober 2016

Arti dan Filosofi Logo Konferensi PCNU Sidoarjo

Konsep perancangan logo ini melambangkan kokohnya jamiyah NU dalam menopang NKRI. Sesuai dengan tema Konferensi, “Penguatan Jamiyah dalam rangka menjaga aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah an-Nahdliyah dalam bingkai NKRI”

Huruf N & U yang saling berhimpitan, maksudnya adalah merekatkan dan saling menguatkan. Bentuk huruf yang simetris menunjukkan ketegasan, tegas dalam menjaga aqidah Aswaja an-Nahdliyah.

Penempatan bendera merah putih  tepat di atas huruf NU, sebagai wujud perjuangan NU dalam mengawal NKRI. Hal ini sebagai penegas bahwa NU adalah fondasi bangsa Indonesia.

Pewarnaan merujuk pada pewarnaan khas NU. Hijau melambangkan kesuburan, kesegaran dan kesejukan. Warna hijau juga melambangkan persahabatan dan ketenangan.

Pilihan huruf BankGothic  pada tulisan “KONFERENSI CABANG”  agar terlihat luwes dan lugas. Dan huruf Trajan Pro pada tulisan “NAHDLATUL ULAMA” agar kesan tegas dan agamis lebih menonjol. Perpaduan kedua huruf menegaskan kesan moderat, fleksibel namun tegas.


Konferensi PCNU Sidoarjo yang akan dilaksanakan pada 29 Oktober 2016, Permusyawaratan tertinggi organisasi para kyai ini, digelar di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Desa Lebo Kabupaten Sidoarjo. (faishol)

Download logo Konfercab NU Sidoarjo (file corel 11) :

Minggu, 09 Oktober 2016

Mengaji pada Pilkada DKI, Jangan berhenti di al Maidah 51


Gara gara ahok, satu ayat ini capai popularitas tinggi di Indonesia. Pilkada DKI menjadi topik nasional, bukan monopoli orang Jakarta. Istilahnya Cak Lontong, Ini seperti orang Sidoarjo ikut ribut kepindahan Paul Pogba ke MU, walau dia bukan warga Manchester.

Menyikapi hal itu, ada baiknya dan ada sedihnya. Baiknya, orang muslim jadi lebih mengenal isi kitab sucinya. Walau hanya satu ayat, al Maidah 51.

Sedihnya, ayat ini bisa jadi, hanya bahan jualan para politikus, untuk menenuhi ambisi kekuasaan. Ayat Qur'an digunakan untuk menyerang lawan politik.

Gus Mus sempat menyatakan prihatin kepada politikus yg kerap mempolitisasi agama dalam memenuhi nafsu kekuasaannya. "Kebangeten tenan, Gusti Allah koq diajak kampanye."

Pilkada DKI masih baru mulai, popularitas al Maidah 51 masih bisa menanjak lagi. Akan banyak lagi ulasan, uraian, dan tafsir ayat ini bertebaran di media sosial.

Meminjam lirik lagu Iwan Fals, "Ambil hikmahnya, ambil indahnya...". ..

Selanjutnya, mari mengaji ayat lainnya. Bukan hanya mengaji al Maidah 51. Mengajinya bukan ke pilkada DKI, tetapi mengaji pada Kiyai. (Faisol)


Monggo, disruput kopinya.... 

MUSLIM MODERAT ASWAJA DIANGGAP SATU-SATUNYA FIRQAH NAJIYAH (TIDAK MELENCENG) KARENA MODERASINYA.


Oleh : Kyai Baidlowi Mufti - Ngelom

Mengapa tidak dibuat judul Islam Moderat? karena memang tidak ada istilah itu, dan tidak ada pula Islam Garis Keras, Islam Eksklusif, atau sejenisnya. Yang ada hanyalah Islam tanpa kata terkait. Adapun judul di atas lebih pas untuk menunjukkan bukanlah Islam yang disifati moderat, melainkan pemeluknya. Hebatnya, muslim moderat itu ditekankan dalam sebuah ayat yang dilatari dengan hitungan angka yang luar biasa. 

Surah Al Baqarah terdiri dari 286 ayat. Apabila angka bagian depan dalam bilangan itu dibuang menjadi 86, maka menunjukkan jumlah surah dalam Al Qur'an yang turun sebelum Nabi berhijrah ke Madinah, dan kemudian dikenal dengan Surah Makkiyah. Sebaliknya, apabila angka bagian belakangnya dibuang menjadi 28, maka menunjukkan jumlah surah yang turun sesudah Nabi berhijrah ke Madinah, kemudian dikenal dengan Surah Madaniyah. Berikutnya, jika kedua bilangan itu dijumlahkan : 28 + 86 = 114, maka menunjukkan jumlah surah dalam Al Qur'an secara keseluruhan. Lebih lanjut, apabila 286 dibagi 2 menjadi 143, maka menunjukkan nomor ayat pertengahan dalam QS Al Baqarah. Ada apa dengan ayat 143 itu?

Ayat itulah yang berbicara tentang Muslim Moderat :

"و كذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس و يكون الرسول عليكم شهيدا" - اﻵية .
"Dan demikian pula Kami jadikan kamu (hai umat Islam) sebagai umat yang adil dan pilihan, supaya kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan supaya Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."

Syekh Musthafa Al Maraghi dalam kitab tafsirnya Juz II Halaman 6 menjelaskan bahwa umat yang adil dan pilihan itu adalah "umat yang berpola pikir dan menampilkan prilaku keberagamaan yang tengah-tengah/moderat (توسط / وسطا), tidak berlebihan (إفراط = ekstrimis-maksimalis) dan tidak berkurangan (تفريط = ekstrimis-minimalis)".

Ada sebuah kitab karya Imam Al Ghazali yang pada tahun 1985-an dibacakan oleh K.H. Ahmad Shiddiq (rahimahullah) dalam pengajian rutin dua bulanan di kantor PWNU Jatim di Jln. Raya Darmo Surabaya. Kata beliau, kitab ini berjudul "سراج الطالبين و عمدة السالكين", tetapi ketika saya mau membelinya di Ampel, sudah berkali-kali tidak saya temukan. Karena itu, dalam postingan ini saya hanya memaparkan hasil simakan saya langsung dari pengajian beliau.

Kata beliau, dalam kitab ini ditegaskan bahwa ASWAJA satu-satunya فرقة ناجية (golongan yang selamat = tidak melenceng) karena bercirikan tawassuth (moderat = mengambil jalan tengah di antara tiga pasang aliran yang berlawanan :

1. An Nashbu (النصب); yaitu aliran yang tidak mengakui semua khalifah/pimpinan, termasuk 4 orang Khulafaur Rasyidin. Jargon mereka : ﻻ حاكم إﻻ الله (tidak ada pimpinan yang sah dan patut dipatuhi kecuali hanya Allah). Aliran inilah yang dikenal dengan خوارج (Khawarij = sempalan/sparatis). Mereka menjustifikasi keempat Khulafaur Rasyidin dan siapapun yang tidak sepaham sebagai kafir dan halal dibunuh, hatta 'Ali bin Abi Thalib lantaran divonis kafir maka dibunuh oleh seorang algojo Khawarij, Abdullah bin Muljam sewaktu beliau dalam perjalanan menuju masjid Kufah untuk mengimami shalat Shubuh. Jika sekarang penganut aliran ini dianggap sudah punah, tetapi nyatanya tidak sedikit kelompok yang kerasukan terorismenya seperti Al Qaedah, ISIS, Boko Haram, An Nushrah, dan tentunya termasuk juga Wahabi yang sekarang ini tidak mau lagi disebut nama aslinya tapi justru menamakan diri Salafi. Oleh karena bercirikan takfiri (suka mengafirkan pihak lain yang beda paham), maka ulama sepakat menjustifikasinya sebagai Neo Khawarij. 

Sebagai aliran lawannya adalah Ar Rafdlu (الرفض), yakni aliran yang hanya mengakui kekhalifahan Ali beserta imam-imam dari kalangan keturunan beliau. Berawal dari sebuah aliran politik, tetapi kemudian merembet ke soal Aqidah, yaitu menjustifikasi 3 orang Khulafaur Rasyidin selain Ali, termasuk juga Sayidatina 'Aisyah beserta semua Sahabat yang terlibat dalam Majelis Tahkim (arbitrase) sebagai pelaku dosa besar dan masuk neraka. Aliran inilah yang dikenal dengan شيعة (Syi'ah = pendukung Ali, tetapi Sayidina Ali tidak tahu menahu tentang aliran ini). 

Ada lagi pihak ketiga yang dipelopori Abdullah bin Umar, mula-mula maunya berpolitik netral di antara kedua aliran tersebut di atas, tetapi pasca wafatnya Ibnu Umar merembet ke soal Aqidah, sehingga aliran ini dikenal dengan مرجئة (Murji-ah = berdosa atau tidak, terserah Allah), di antara doktrinnya :
ﻻ تضر مع اﻹيمان معصية
"Asalkan beriman, no problem berbuat maksiat."

Nah, di antara sepasang aliran pertama beserta pihak ketiganya tersebut di atas, maka ASWAJA mengambil jalan tengah (tawassuth) sebagai berikut :
a) Keseluruhan Sahabat, termasuk yang terlibat dalam pertentangan politik adalah generasi yang paling baik sebagaimana pernah ditegaskan sendiri oleh Rasulullah SAW.
b) Keseluruhan khalifah / pimpinan umat Islam adalah legal, wajib ditaati, dan baik pro maupun kontra tidak boleh dikudeta. Malah kudeta itu merupakan cirikhas/karakteristik KHAWARIJ.
c) Tidak diperbolehkan mengafirkan semua orang yang berkiblat pada Ka'bah.
d) Meskipun berdosa besar tetap mukmin, tetapi dituntut bertobat.

2. At Tasybih dan At Tajsim (التشبيه والتجسيم); yaitu aliran personifisme dan antropomorfisme, artinya menyifati Allah serupa dengan sifat-sifat manusia. Aliran ini dikenal dengan مجسمة \ مشبهة (Musyabbihah/Mujassimah). 

Sebagai aliran lawannya adalah At Ta'thil (التعطيل), artinya menafikan sifat apapun bagi Allah dengan alasan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Qadim, mana mungkin bisa diberi sifat-sifat yang umumnya حادث (bukan Qadim). Aliran ini dikenal dengan معتزلة (Mu'tazilah = memencilkan diri), di antara ciri-cirinya adalah ekstrimis-rasionalis (mengunggulkan dalil Aqli di atas dalil Naqli). Sampai-sampai orang mukmin yang berdosa besar dijustifikasi bukan kafir dan bukan mukmin, yang dalam ajarannya diistilahkan dengan منزلة بين المنزلتين (suatu tempat di antara dua tempat).

Nah, di antara sepasang aliran kedua tersebut di atas, maka ASWAJA mengambil jalan tengah (tawassuth) yaitu menyifati Allah tidak serupa dengan sifat-sifat makhluk sebagaimana firman Allah : 

ليس كمثله شيء و هو السميع البصير (الشورى : ١١)
"Tiada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar dan Melihat." 

3. Al Qadr (القدر), yaitu aliran yang menganggap manusia serba potensial tanpa adanya intervensi dari Allah. Aliran ini dikenal dengan قدرية (Qadriyah/Qadariyah = determinisme). Di antara doktrinnya :
الكسب و المشيئة من العبد
"Usaha dan kehendak (untuk sukses atau gagal) merupakan hak dan potensi manusia."

Aliran lawannya adalah Al Jabr (الجبر), yakni aliran yang menganggap manusia tidak punya potensi, sehingga ia tidak usah berusaha tetapi cukup pasrah pada nasib. Aliran ini dikenal dengan جبرية (Jabriyah/Jabariyah = indeterminisme). Di antara doktrinnya :
الكسب و المشيئة من المولى
"Usaha dan kehendak (untuk sukses dan gagal) merupakan hak prerogatif Allah."

Nah, di antara sepasang aliran ketiga tersebut di atas, ASWAJA mengambil jalan tengah (tawssuth) dengan mendoktrinkan :
الكسب من العبد ، و المشيئة من المولى
"Usaha itu merupakan hak dan potensi manusia, tetapi kehendak untuk sukses dan gagal sepenuhnya hak prerogatif Allah."

MOHON MAAF BILA ADA KESALAHAN !!!.

Jumat, 07 Oktober 2016

Ahok Melecehkan Qur'an ? Jangan jadi Muslim “Kagetan”


Oleh : Kyai Baidlowi Mufti - Ngelom

Rasanya momen hijrah itu patut direnungkan dalam rangka menghadapi situasi yang rentan memicu sikap emosional.

Menurut Kitab Tafsir Al Maraghi, dulu umat Islam dalam peristiwa Hijrah terdiri dari 4 segmen :
إن الذين ٱمنوا و هاجروا و جاهدوا في سبيل الله بأموالهم و أنفسهم
1. Warga muslim Makkah yang mampu berhijrah ke Madinah sebelum, atau bersamaan dengan, atau sesudah Rasulullah berhijrah.
2. Warga muslim Makkah yang baru mampu berhijrah belakangan, asalkan sebelum peristiwa penanda tanganan Perjanjian Hudaibiyah pada tahun 5 H. Sebab berhijrah ke Madinah pasca peristiwa Perjanjian Hudaibiyah sudah tidak lagi disebut HIJRAH. Segmen pertama ini dikenal dengan Kaum Muhajirin.
و الذين ٱووا و نصروا أولئك بعضهم أولياء بعض
3. Warga muslim asli Madinah. Mereka dengan suka rela memberikan tempat tinggal, dan juga memberikan pertolongan antara lain berupa bantuan modal usaha : usaha dagang, usaha tani, usaha ternak, dan lain-lain. Segmen kedua ini disebut Kaum Anshar. Egalitarianisme mereka tehadap kaum Muhajirin direkam dalam QS Al Hasyr ayat 9 :
و يؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة
"Mereka lebih mengutamakan saudara sesama muslimnya dari pada diri mereka sendiri meskipun mereka juga membutuhkan."
و الذين ٱمنوا و لم يهاجروا
4. Warga muslim Makkah yang tidak mampu berhijrah karena uzur, ataupun tidak berani berhijrah lantaran ancaman dari kaum kafir Quraisy.
Sering terdengar kabar bahwa segmen keempat itu tiada henti-hentinya diteror oleh kaum kafir Quraisy. Lalu bagaimana langkah seharusnya yang ditempuh oleh setiap warga muslim yang tinggal di Madinah? Ternyata Allah menggariskan :
ما لكم من ولايتهم من شيء حتى يهاجروا
Mereka tidak wajib melindungi/menolong saudara sesama muslim yang ada di Makkah. Jadi, warga muslim Madinah harus kontrol diri, tidak boleh dengan emosi ujuk-ujuk memerangi kaum kafir Quraisy.  Sama halnya dengan adanya berita bahwa BALON DKI-1 telah mencaci maki umat Islam. Menurut ayat tadi, warga NU MWC Taman tidak wajib/perlu menyerang non-muslim yang ada di Jakarta. Apalagi mengerasi warga non-muslim di wilayah Taman dan sekitarnya, nggak ada urusan !!!
و إن استنصروكم فى الدين فعليكم النصر
Kecuali jika mereka diperangi secara agama (misalnya mereka shalat, tahu-tahu diperangi), lalu mereka meminta bantuan kepada warga muslim di Madinah, maka bagi warga muslim Madinah wajib membantu mereka.

Selain itu, masih ada lagi garis yang ditentukan oleh Allah :
إلا على قوم بينكم و بينهم ميثاق
Warga non-muslim yang sudah menerima perjanjian / konsensus Nasional seperti sudah menerima Pancasila dan UUD 1945, menurut ayat tadi justru haram diperangi, apalagi dilakukan kekerasan terhadap mereka.


Semoga Bisa Memahami Dan Bermanfaat

Kamis, 06 Oktober 2016

Gerakan Anti Narkoba Ala NU, Apa Itu???



Peradaban Islam Andalusia  (Spanyol hari ini) hilang bak ditelan bumi. Jejak-jejak kebesarannya hampir tidak tersisa. Islam di Spanyol saat ini menjadi kaum minoritas. Hal ini terjadi dikarenakan hilangnya tradisi islam dalam kehidupan keagamaan di masyarakat kala itu.

Budaya Islam yang ada tidak boleh ditinggalkan karena jikalau budaya Islam ditinggalkan maka tunggulah kehancuran umat Islam.” Ujar Ustatdz Sholihuddin Noor, S.Ag., M.Pd. Ustadz muda yang baru saja terpilih sebagai ketua ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) Cabang Sidoarjo.

“Saya bangga, GP Ansor menjaga tradisi Terbangan dan Rotibul Haddad.” Tutur Ust. Sholihuddin. “Karena, budaya NU itu mampu menangkal budaya timur (wahabi salafi) yang berbuntut pada Islam radikal) dan budaya  barat (melalui peredaran narkoba).”

Pesan itu disampaikan oleh ketua ISNU Cabang Sidoarjo pada acara Rijalul Ansor Anak Cabang Taman. Acara rutin bulanan yang digelar pada hari Rabu Minggu pertama. Malam itu, Rijalul Ansor digelar di Masjid Bahauddin Sepanjang.

Selain itu, beliau juga berpesan pada anggota Ansor untuk membekali diri dengan pengetatahuan yang cukup. Tekstual dan kontekstual. Sehingga mampu menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah dipengaruhi dan dipermainkan oleh apapun dan siapapun. Mampu membentengi dan memainkan perannya untuk tetap pada aqidah aswaja.


Dan juga, sahabat Ansor agar memiliki keterampilan yang mumpuni sehingga mampu hidup mandiri tidak tergantung pada siapun. Bahkan memiliki skil untuk memegang posisi strategis di pemerintahan bukan menjadi bulan bulanan untuk diperebutkan dan dipermainkan. (fa,ud)

Rabu, 05 Oktober 2016

Pesan Gus Ipul Pada Pengurus Ranting



Drs. H. Saifullah Yusuf adalah Wakil Gubernur Jawa Timur, beliau dikenal sebagai Gus Ipul, berpesan pada pengurus ranting NU agar menjaga dan menguatkan aqidah Aswaja NU, minimal menjaga aqidah bagi keluarganya sendiri. Mengingat gempuran faham radikal dewasa ini cukup intens. Lebih-lebih di media online. Pesan ini disampaikan pada Pelantikan GP ANSOR dan Pengurus NU Ranting Tawangsari. Ahad, 2 Oktober 2016 di SMP Darul Muta’alimin.

“NU ini runtut keilmuane sampe Rosululloh.” Ungkap Gus Ipul yang sekarang ini juga menjabat ketua di PBNU. Oleh sebab itu maka belajarlah kepada guru agar tidak tersesat. Tentunya guru yang sambung keilmuannya dengan Rosululloh.

Selain itu, Gus Ipul yang mengaku sebagai Propesor (Protolan Pemuda Ansor) juga berpesan agar pengurus ranting terlibat dalam isu-isu masyarakat sekaligus mampu memberikan arahan, bimbingan, solusi, dan jalan keluar. Isu-isu itu seperti ; narkoba, kekerasan seksual terhadap anak, dan LGBT.

Selanjutnya, pesan Gus Ipul, agar pengurus ranting aktif dalam pemberdayaan ekonomi ummat. NU iku nulungi umat sing melarat kata Gus Ipul.

Terakhir, pada kesempatan tersebut Gus Ipul membagikan kopi kepada para jama’ah Pengajian Gebyar Muharrom 1438 H.

"Saya punya kopi namanya Kopi Gus Ipul. Ada rasa white coffee dan kopi susu. Kopinya ngajak melek, susunya ngajak merem. Kalau minum kopinya, susunya jangan dipegang," ujar Gus Ipul bernada humor yang membuat jama’ah terpingkal-pingkal. (Fa)

Selasa, 04 Oktober 2016

Rekrutment Anggota Banser 2016

Di akhir tahun 2016 ini, Banser Anak Cabang Taman akan melakukan perekrutan anggota Banser.

Persyaratan :

1. Pemuda Muslim berusia maksimal 40 Tahun
2. Sehat Jasmani dan Rohani
3. Tinggi Badan minimal 160 cm
4. Minimal lulusan SMA/SMK Sederajat
5. Menyetorkan foto copy KTP/SIM 1 Lembar
7. Menyetorkan pas photo 3 x 4 = 4 lembar
8. Bersedia Mengikuti Diklat

Konfirmasi Pendaftaran Anggota Banser


Hubungi :
1.  Sdr. Badrus Sholeh, S.HI.   Hp. 0813-3010-0421
2.  Sdr. Agus Susanto               Hp. 0851-0036-8931


Dengan Cara SMS     Ketik : Nama Lengkap#Alamat Lengkap#Umur#Nomer HP    
Atau     Kirim Foto KTP melalui WhatsApp ke Nomer2 diatas.


Konfirmasi Pendaftaran Terakhir Tanggal 9 Desember 2016
Peserta Terbatas